Belajar Mencuri Bola! Ini Cerita Jose Mourinho

Belajar Mencuri Seorang bek sayap yang gemilang dalam menyerang, tetapi lemah dalam bertahan. Itulah Marcelo sebelum kedatangan Jose Mourinho di Real Madrid IDC88JOKER. Pria asal Brasil itu mengungkapkan bahwa sang pelatih mengajarkannya satu hal penting yang selama ini luput dari permainannya: bagaimana merebut bola dari lawan.
Marcelo bergabung dengan Real Madrid pada tahun 2007. Kualitas menyerangnya tak diragukan, tetapi aspek pertahanannya sering menjadi titik lemah. Mourinho, yang datang pada 2010, melihat celah itu dan mengambil alih kendali. Ia meminta Marcelo untuk lebih agresif, lebih taktis, dan lebih disiplin saat menjaga lini belakang. Mourinho percaya bahwa seorang bek sayap modern harus bisa melakukan dua hal dengan sama baiknya: menyerang dan bertahan.
Pelajaran Keras dari ‘The Special One’
Di bawah asuhan Mourinho, Marcelo tak lagi sekadar berlari di sisi lapangan dan membantu serangan. Ia harus menjadi pemain bertahan yang lebih cerdik dan lebih berani mengambil keputusan.
“Mourinho meminta saya belajar mencuri bola. Dia ingin saya lebih disiplin dalam bertahan dan tidak hanya fokus menyerang,” ungkap Marcelo dalam sebuah wawancara.
Mourinho bukan hanya sekadar pelatih, ia adalah seorang arsitek strategi yang dikenal dengan pendekatan taktisnya yang disiplin. Jika Marcelo ingin tetap bertahan di tim utama, ia harus berkembang. Dengan bimbingan Mourinho, Marcelo belajar kapan harus maju, kapan harus mundur, dan kapan harus merebut bola dengan bersih.
Tidak hanya itu, Mourinho juga menanamkan mentalitas juara di skuadnya. Ia ingin para pemainnya memiliki determinasi tinggi dan tak takut menghadapi tekanan, sesuatu yang sangat dibutuhkan Marcelo untuk bertahan di level tertinggi sepak bola Eropa.
Belajar Mencuri Trofi, Rekor, dan Dominasi
Pelajaran keras itu membuahkan hasil. Dalam tiga tahun bersama Mourinho, Marcelo tak hanya berkembang sebagai pemain bertahan yang lebih baik, tetapi juga ikut membawa Real Madrid meraih berbagai gelar prestisius:
- La Liga 2011/2012 – Musim penuh sejarah dengan rekor 100 poin, memutus dominasi Barcelona di bawah Pep Guardiola.
- Copa del Rey 2010/2011 – Kemenangan dramatis atas Barcelona di final berkat gol tunggal Cristiano Ronaldo.
- Piala Super Spanyol 2012 – Mengalahkan Barcelona dalam laga dua leg yang penuh gengsi.
Marcelo menjadi bagian dari revolusi Mourinho di Madrid, tim yang bermain dengan intensitas tinggi, agresif, dan tanpa kompromi. Ia tidak hanya mempertajam kemampuannya dalam bertahan, tetapi juga semakin matang dalam peran ofensifnya sebagai bek sayap modern.
Ketika Mourinho Pergi, Marcelo Tetap Bertahan
Pada 2013, Mourinho meninggalkan Real Madrid dan kembali ke Chelsea. Namun, Marcelo tetap menjadi bagian integral dari Los Blancos. Ia terus berkembang di bawah pelatih-pelatih berikutnya, seperti Carlo Ancelotti dan Zinedine Zidane. Dari seorang pemain yang awalnya dianggap kurang bertahan, Marcelo menjelma menjadi salah satu bek kiri terbaik di dunia.
Kepergian Mourinho bukan akhir dari segalanya. Marcelo tetap tampil gemilang, bahkan menjadi salah satu pilar utama dalam era keemasan Real Madrid yang meraih berbagai trofi Liga Champions. Ia menjadi bukti bahwa pembelajaran yang didapat dari Mourinho benar-benar membantunya berkembang menjadi pemain yang lebih komplet.
Hingga akhirnya, setelah lebih dari satu dekade mengabdi, Marcelo meninggalkan Madrid pada 2022. Ia sempat bermain di Olympiacos sebelum kembali ke klub masa kecilnya, Fluminense. Di sanalah ia mengakhiri perjalanan panjangnya di dunia sepak bola.
Belajar Mencuri Lebih dari Sekadar Gelar
Kisah Marcelo dan Mourinho bukan hanya tentang trofi atau rekor. Ini adalah cerita tentang pembelajaran, adaptasi, dan evolusi seorang pemain. Mourinho mengajarkan Marcelo cara bertahan, dan itu menjadi bekal penting dalam kariernya.
Kini, setelah pensiun, Marcelo dikenang bukan hanya sebagai bek kiri yang lincah dalam menyerang, tetapi juga sebagai pemain yang mampu berkembang menjadi lebih baik. Dari seorang pemain yang sering dikritik karena lemah dalam bertahan, ia menjelma menjadi salah satu bek sayap paling ikonik dalam sejarah sepak bola. Dan di balik itu semua, ada peran besar seorang Jose Mourinho yang tak hanya membentuknya sebagai pemain, tetapi juga sebagai seorang juara.