Debut Horor Khusanov Hampir Netesin Air Mata?

0
Debut Horor Khusanov Hampir Netesin Air Mata?

Debut Horor Khusanov Hampir Netesin Air Mata?

Abdukodir Khusanov, nama yang baru saja melesat ke LGOLUX permukaan sepak bola dunia, tak butuh waktu lama untuk jadi sorotan. Saat Manchester City bertemu Chelsea di Etihad Stadium, bek muda asal Uzbekistan ini menjalani debut yang jauh dari yang diharapkan. Bahkan, di tengah gemerlapnya sorotan publik, Khusanov harus menelan pil pahit, yang membuatnya hampir tak kuasa menahan air mata. Mengapa debutnya bisa serem seperti itu?

Siapa Abdukodir Khusanov?

Kepopulerannya dimulai ketika Khusanov menjadi pemain asal Uzbekistan pertama yang bermain di Premier League. Pada usia 20 tahun, ia sudah memutuskan untuk mengarungi tantangan baru di klub raksasa Inggris, Manchester City, setelah direkrut dari klub Prancis, Lens, pada jendela transfer musim dingin 2029. Keputusan Pep Guardiola untuk langsung menurunkannya sebagai starter dalam laga melawan Chelsea pun menjadi kejutan. Mengingat pengalaman Khusanov yang minim di liga sekelas Premier League, banyak yang mempertanyakan langkah tersebut. Namun, siapa yang bisa menyangkal, Guardiola dikenal sebagai pelatih yang punya kepercayaan besar pada talenta muda. Debut Horor Khusanov Hampir

Sayang, debut Khusanov justru dimulai dengan bencana. Baru tiga menit laga berjalan, bek muda ini melakukan kesalahan fatal yang langsung menghukum timnya. Saat ingin memberikan umpan back pass ke kiper Ederson, sundulannya justru lemah dan mudah dicuri oleh striker Chelsea, Nicolas Jackson. Bola yang direbut pun segera disodorkan kepada Noni Madueke, yang tak menyia-nyiakan kesempatan untuk menjebol gawang City. Gol cepat itu membuat City tertinggal 0-1, dan Khusanov pun langsung diserbu rasa frustrasi. Sebuah pukulan mental yang datang begitu cepat di laga debutnya.

Kisah buruk Khusanov tak berhenti sampai di situ. Menit keempat setelah blunder pertama, ia kembali melakukan kesalahan. Kali ini, Khusanov melakukan pelanggaran keras terhadap Cole Palmer yang berujung kartu kuning. Semua yang terjadi seperti serangkaian domino kesalahan yang menghancurkan rasa percaya dirinya. Kamera beberapa kali menyorot ekspresi Khusanov yang terlihat sedih dan tertekan, bahkan tampak kelelahan, seolah tak siap menanggung tekanan yang datang begitu besar. Ruben Dias dan Kyle Walker, dua pemain senior, terlihat berusaha menenangkannya, memberi petunjuk agar ia tidak tenggelam dalam kesulitan.

Tak heran jika performa Khusanov langsung menjadi bahan perbincangan di media sosial. Banyak yang menyoroti debut horornya dengan beragam komentar. “Mau menangis?” tulis beberapa netizen, sementara yang lain menyebutkan “debut horor di Etihad.” Semua sorotan itu seolah menambah narasi bahwa pemain muda ini kesulitan menghadapi atmosfer Premier League yang begitu mencekam.

Pergantian di Babak Kedua

Di tengah kekacauan itu, Pep Guardiola tetap memberikan kesempatan kepada Khusanov. Namun, pada akhirnya, pelatih asal Spanyol ini menariknya keluar pada menit ke-54 dan memasukkan John Stones. Pergantian pemain itu membawa angin segar, karena City berhasil bangkit dan memenangkan pertandingan 3-1. Khusanov, di sisi lain, meninggalkan lapangan dengan statistik yang jauh dari harapan. Delapan kali kehilangan bola, ditambah satu blunder yang berujung gol, membuatnya tercatat sebagai pemain dengan rating terendah menurut Sofascore, yakni 5.4.

Meski begitu, Pep Guardiola tetap mendukung sang pemain. Dalam konferensi pers usai pertandingan, Guardiola dengan bijak mengungkapkan bahwa adaptasi Khusanov memerlukan waktu. “Dia masih muda, baru datang dari liga yang berbeda, dan bahasa Inggrisnya pun belum lancar. Kesalahan itu wajar,” ujarnya. Guardiola meyakini bahwa pengalaman ini akan menjadi pelajaran berharga bagi Khusanov, yang memiliki potensi besar untuk berkembang di masa depan.

Debut Khusanov mengajarkan banyak hal. Adaptasi di Premier League memang tidak mudah. Selain keterampilan teknis yang harus terasah, mentalitas yang kuat dan kemampuan menghadapi tekanan besar adalah kunci utama untuk bertahan. Bagi Khusanov, perjalanan bersama Manchester City masih panjang. Dengan bimbingan seorang Pep Guardiola dan dukungan dari pemain-pemain senior seperti Ruben Dias dan Kyle Walker, siapa tahu, debut buruk ini justru bisa jadi batu loncatan bagi sang bek muda untuk tumbuh dan berkembang menjadi pemain yang lebih tangguh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *