Justin Trudeau Kecam Perang Dagang Trump yang Dinilai

0
Justin Trudeau Kecam Perang Dagang Trump yang Dinilai

Justin Trudeau Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Kanada kembali meningkat setelah Presiden Donald Trump secara resmi memberlakukan tarif tinggi terhadap berbagai barang impor dari Kanada dan Meksiko LGODEWA. Tarif sebesar 25% dikenakan pada produk baja dan aluminium, sementara ekspor energi dari Kanada terkena pungutan tambahan sebesar 10%. Langkah ini menuai reaksi keras dari Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, yang menyebut kebijakan tersebut sebagai “bodoh” dan bertujuan untuk menghancurkan ekonomi Kanada.

Trudeau Tidak Tinggal Diam: Tarif Balasan Diberlakukan

Menanggapi langkah agresif Trump, Trudeau segera mengumumkan kebijakan tarif balasan terhadap barang-barang Amerika dengan nilai mencapai C$155 miliar (sekitar US$107 miliar). Pada tahap awal, Kanada mengenakan tarif pada barang senilai C$30 miliar, sementara sisanya akan diberlakukan dalam waktu 21 hari. Langkah ini memberikan waktu bagi perusahaan Kanada untuk menyesuaikan rantai pasokan mereka agar tidak terlalu bergantung pada produk dari Amerika.

Trudeau menegaskan bahwa Kanada tidak akan tunduk pada tekanan AS dan akan terus melawan kebijakan yang merugikan negara mereka. Ia juga memperingatkan bahwa perang dagang ini justru akan merugikan rakyat Amerika sendiri dengan meningkatnya harga barang kebutuhan pokok seperti bahan makanan, bensin, dan kendaraan.

Eskalasi Ketegangan: Ancaman Trump dan Reaksi Para Pemimpin Provinsi

Tidak berhenti di situ, Trump mengeluarkan ancaman tambahan melalui media sosial, menyatakan bahwa setiap tindakan balasan dari Kanada akan dibalas dengan kebijakan tarif yang lebih ketat. Hal ini semakin memanaskan situasi, dan memicu gelombang patriotisme di Kanada. Para pemimpin provinsi dari berbagai latar belakang politik pun bersatu untuk melawan kebijakan AS.

Di Ontario, Perdana Menteri Doug Ford berencana memberlakukan pajak ekspor sebesar 25% pada listrik yang dikirim ke tiga negara bagian AS sebagai bentuk perlawanan. Selain itu, Ontario juga menarik semua minuman beralkohol dan anggur asal Amerika dari toko-toko mereka serta melarang perusahaan-perusahaan AS untuk mengajukan penawaran dalam proyek pemerintah.

Quebec, yang menjadi salah satu pusat industri di Kanada, juga memperkirakan dampak ekonomi yang besar akibat perang dagang ini. Perdana Menteri François Legault memperingatkan bahwa provinsinya dapat kehilangan hingga 160.000 pekerjaan dalam beberapa bulan ke depan. Sementara itu, Newfoundland dan Labrador ikut serta dalam boikot dengan menarik produk-produk AS dari toko-toko mereka, dan pemerintah Nova Scotia mengecam Trump sebagai pemimpin yang hanya mementingkan kepentingan pribadinya.

Justin Trudeau Dampak Jangka Panjang: Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?

Meskipun perang dagang ini baru saja dimulai, dampaknya sudah mulai terasa di kedua negara. Pasar saham mengalami tekanan akibat ketidakpastian ekonomi, sementara inflasi di AS diperkirakan akan meningkat karena harga barang impor yang lebih tinggi. Bagi Kanada, meskipun langkah ini bertujuan untuk mempertahankan ekonomi nasional, dampak jangka panjang dari perang dagang bisa sangat merugikan jika tidak segera menemukan solusi diplomatik.

Sejumlah pakar ekonomi memperkirakan bahwa jika ketegangan ini terus berlanjut, pertumbuhan ekonomi kedua negara akan terhambat. Kanada, yang sangat bergantung pada perdagangan dengan AS, harus segera mencari mitra dagang alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada pasar Amerika.

Kanada Melawan, Akankah Ada Solusi?

Perang dagang antara Kanada dan AS kini semakin memanas dengan kedua pihak yang bersikeras mempertahankan posisi mereka. Justin Trudeau dan para pemimpin provinsi bersatu dalam melawan kebijakan tarif Trump, tetapi tekanan ekonomi yang meningkat bisa memaksa kedua negara untuk mencari jalan keluar dari konflik ini.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *