Shayne Pattynama Tinggalkan KAS Eupen

0
Shayne Pattynama Tinggalkan KAS Eupen, Apakah Ini Awal Perjalanan Baru di Asia?

Shayne Pattynama Tinggalkan KAS Eupen, Apakah Ini Awal Perjalanan Baru di Asia?

Kiprah Shayne Pattynama di sepak bola Eropa resmi berakhir. Bek kiri Timnas Indonesia itu tidak akan memperpanjang kontraknya bersama klub Liga Pro Belgia, KAS Eupen, yang akan habis pada akhir musim 2024/2025. Kepastian ini diumumkan pihak klub pada Kamis (8/5/2025), dalam sebuah pernyataan resmi yang menyebut bahwa keputusan berpisah diambil atas dasar kesepakatan bersama IDNSCORE.

Bagi Shayne, musim ini memang tidak berjalan sesuai harapan. Setelah sempat menjadi bagian penting dalam lini pertahanan KAS Eupen, pemain kelahiran Belanda ini mulai kehilangan tempat di paruh kedua kompetisi. Minimnya menit bermain diyakini menjadi salah satu alasan kuat di balik keputusannya untuk angkat kaki dari Benua Biru.

Langkah Shayne sekaligus menambah panjang daftar pemain Timnas Indonesia yang meninggalkan Eropa dalam beberapa tahun terakhir. Fenomena ini tentu menimbulkan pertanyaan: apakah ini sinyal mundurnya kualitas pemain Indonesia di mata klub-klub Eropa, atau justru langkah strategis untuk mendapatkan waktu bermain yang lebih optimal?

Bukan Kasus Pertama

Shayne bukanlah pemain pertama yang memutuskan meninggalkan Eropa. Sebelumnya, nama-nama seperti Jordi Amat, Rafael Struick, hingga Sandy Walsh sudah lebih dulu “balik kanan” dari persaingan ketat di Eropa.

Jordi Amat, yang juga pernah membela KAS Eupen, memilih hijrah ke Johor Darul Ta’zim (JDT) pada 2022. Meski sempat diragukan, Jordi justru berkembang menjadi pilar penting bagi klub raksasa Malaysia tersebut dan tetap menjadi langganan skuad utama Timnas Indonesia.

Hal berbeda dialami Rafael Struick. Penyerang muda ini meninggalkan ADO Den Haag untuk bergabung dengan Brisbane Roar di Liga Australia. Harapan untuk mendapat menit bermain lebih justru belum terwujud, karena Struick tercatat tujuh kali absen dari skuad utama musim ini.

Sementara itu, Sandy Walsh mengakhiri lima tahun kebersamaannya dengan KV Mechelen dan mencoba peruntungan di Liga Jepang bersama Yokohama F. Marinos. Namun, persaingan ketat di klub papan atas J-League membuatnya kesulitan menembus starting XI, bahkan saat timnya menghadapi laga besar seperti perempat final Liga Champions Asia melawan Al-Nassr.

Antara Tantangan dan Peluang

Kepulangan para pemain ini memang menandai beratnya persaingan di kancah Eropa, terlebih bagi pemain berdarah Indonesia yang kerap kali harus bersaing dengan talenta dari sistem akademi sepak bola yang lebih mapan.

 

Namun, pulang ke Asia bukan berarti gagal. Justru, ini bisa menjadi panggung baru bagi mereka untuk mendapatkan menit bermain reguler, membangun kepercayaan diri, dan tetap menjaga performa agar tetap relevan di level internasional.

Menanti Langkah Berikutnya

Dengan hengkangnya Shayne dari KAS Eupen, publik kini menanti ke mana sang pemain akan berlabuh. Apakah ia akan mengikuti jejak Jordi Amat ke Malaysia, atau justru kembali ke Tanah Air untuk memperkuat klub Liga 1?

Apa pun pilihan klub selanjutnya bagi Shayne Pattynama, satu hal yang pasti: konsistensi performa dan kesiapan mental akan menjadi kunci utama. Dalam dunia sepak bola profesional, terutama ketika sorotan publik begitu besar seperti terhadap para pemain Timnas Indonesia, tantangan yang dihadapi tidak hanya bersifat teknis di lapangan, tetapi juga mental dan emosional.

Keputusan untuk meninggalkan Eropa kerap disalahartikan sebagai kemunduran karier. Padahal, bagi banyak pemain, pulang ke Asia baik ke Indonesia, Malaysia, Jepang, atau negara lain justru menjadi titik balik untuk membangun kembali kepercayaan diri dan ketajaman permainan. Shayne dan pemain lain yang mengalami situasi serupa memiliki kesempatan untuk membalikkan narasi tersebut.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *